Berita Terkini, Kegiatan, Lainnya

Kilas Balik Bulan Terakhir Magang Divisi OHLN

Bulan Mei menjadi bulan terakhir kegiatan magang di divisi bagi para intern One Health Laboratory Network (OHLN). Banyak sekali kegiatan yang telah dilakukan selama satu bulan terakhir ini, mulai dari membuat Factsheet CRDF, membuat artikel-artikel, dan mengupload konten media sosial instagram seperti bulan-bulan sebelumnya, serta pada bulan ini juga kami banyak melakukan institutional visit ke implementing partners INDOHUN, yaitu FAO ECTAD, IFRC, IDDS, dan PSSP IPB.

Sesi Pemaparan oleh FAO

Institutional visit pertama yang kami lakukan pada bulan ini di tanggal 11 Mei 2023 adalah ke kantor FAO ECTAD yang bertempat di Gedung C, Kementerian Pertanian, Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Visitasi ke FAO ECTAD ini bertujuan untuk mempelajari program-program dan kegiatan FAO ECTAD dalam kaitannya dengan One Health di Indonesia. FAO Emergency Centre for Transboundary Animal Diseases (ECTAD) adalah suatu unit khusus dalam FAO yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan program-program darurat serta pengembangan kesehatan hewan di lebih dari 37 negara untuk mencegah dan memitigasi dampak penyakit hewan dengan pendekatan One Health. FAO ECTAD telah berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia sejak tahun 2006 pada masa pandemi flu burung. Tugas dan peran utama FAO ECTAD adalah 1) Melakukan deteksi dengan meningkatkan sistem surveilans multi-sektoral terintegrasi, laboratorium, dan kapasitas epidemiologi, serta analisis risiko untuk pencegahan, deteksi, dan respon terhadap zoonosis dan penyakit menular baru di Indonesia, 2) Melakukan pencegahan dengan bekerja bersama untuk mengendalikan flu burung di sepanjang rantai pasar unggas, 3) Melakukan respon, yaitu mengatasi zoonosis dan penyakit menular baru pada hewan, manusia, dan satwa liar melalui One Health, 4) Bekerja sama mengendalikan resistensi antimikroba, 5) Melakukan kolaborasi multisektoral, 6) Melakukan komunikasi dan penjangkauan publik.

Office Tour IFRC

Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 2023 kami melakukan institutional visit ke IFRC (International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies) yang bertempat di Wisma PMI, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Institutional visit ke IFRC ini bertujuan untuk mempelajari program-program dan kegiatan yang dilakukan IFRC dalam kaitannya dengan One Health di Indonesia. IFRC merupakan suatu organisasi bantuan kemanusiaan yang bergerak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tugas dan peran IFRC adalah membina, kerja sama, dan membantu perhimpunan nasional dalam mengembangkan kapasitasnya, serta mewakili, mendengarkan, dan menyampaikan aspirasi perhimpunan nasional di konferensi internasional. Perhimpunan nasional di Indonesia dalam hal ini adalah Palang Merah Indonesia (PMI). PMI menjadi salah satu bagian dari 192 himpunan nasional yang ada di dunia yang mengemban tugas kemanusiaan. PMI tidak hanya menjadi suatu institusi nasional, tetapi juga menjadi suatu gerakan global. Kepalangmerahan di Indonesia diatur dalam UU No. 1 tahun 2018 dan PP No. 7 tahun 2019. Dalam melakukan tugasnya, PMI melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian. Saat ini diketahui terdapat 1 markas pusat, 34 markas provinsi, dan 478 markas distrik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Penyerahan Plakat Kepada Perwakilan IDDS

Kemudian, pada tanggal 25 Mei 2023 kami melakukan institutional visit ke IDDS (Infectious Disease Detection and Surveillance). Kegiatan ini dilakukan di Auditorium Gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tujuan dari visitasi ke IDDS ini adalah untuk mempelajari program-program dan kegiatan yang ada di IDDS dalam kaitannya dengan One Health di Indonesia. IDDS adalah suatu konsorsium proyek global yang didanai oleh USAID dan dipimpin oleh ICF. IDDS memiliki mitra pelaksana di Indonesia, yaitu FHI 360. IDDS berperan dalam mendukung upaya Indonesia untuk melakukan penguatan sistem One Health yang berkelanjutan dalam meningkatkan jaringan surveilans dan diagnostik untuk mendeteksi patogen prioritas, sehingga dalam hal ini IDDS akan lebih fokus untuk melakukan deteksi dan surveilans. Dalam melakukan tugasnya, IDDS bekerja sama dengan beberapa partner internasional, yaitu WHO, FAO, IFRC, One Health Workforce, AIHSP, JICA, dan mitra-mitra lainnya, serta 11 partner nasional, yaitu Kementerian koordinator (Kemenko PMK), Kementerian teknis (Kemenkes, Kementan, KLHK), Kementerian pendukung (Kemendagri), Kominfo, Sekretariat kabinet, BRIN, BNPB, ekspert/universitas, dan pemerintah daerah. Kegiatan utama dalam IDDS adalah 1) One Health Laboratory Network, yaitu melakukan penguatan jejaring antara laboratorium kesehatan manusia, laboratorium veteriner, dan laboratorium perguruan tinggi, 2) Four Way Linking, yaitu berbagi informasi antara epidemiologi, laboratorium, kesehatan manusia, dan kesehatan hewan, 3) Surveilans terpadu, 4) SIZE (Sistem Informasi Zoonosis & EID) Development & Operationalization. IDDS mendukung pembentukan koordinasi lintas sektoral dalam kelompok kerja pencegahan, deteksi, dan penanggulangan zoonosis.

Kunjungan ke Pusat Studi Satwa Primata IPB

Terakhir, pada tanggal 30 Mei 2023 kami melakukan kunjungan ke PSSP (Pusat Studi Satwa Primata) yang bertempat di IPB, Bogor. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari program kerja serta mengobservasi laboratorium dan fasilitas yang berperan dalam penguatan kapasitas laboratorium di Pusat Studi Satwa Primata LPPM Institut Pertanian Bogor. PSSP berdiri sejak 28 Juli 1990 dan menjadi pusat studi primata tertua di Indonesia. PSSP berdiri di bawah LPPM IPB dan telah terakreditasi AAALAC (Association For Assessment and Accreditation of Laboratory Animal Care) International sejak 2006. Terdapat beberapa laboratorium yang ada di PSSP IPB ini, yaitu 1) Laboratorium mikrobiologi dan imunologi untuk melakukan pengujian in vitro, mengembangkan sel, dan penelitian mengenai bakteri, 2) Laboratorium patologi untuk penelitian darah, patologi satwa primata maupun non satwa primata, 3) Laboratorium bioteknologi untuk analisis molekuler dengan mesin PCR konvensional, 4) Laboratorium konservasi untuk mengembangkan tarsius dan kukang, 5) Penelitian hewan Lodaya untuk pengembangan vaksin rekombinan. Untuk meminimalisasi dampak bahaya biologi, fisika, kimia, radiasi, dan ergonomi yang kemungkinan terjadi di dalam laboratorium, PSSP melakukan pengendalian mekanik berupa biosafety level 2, memasang berbagai macam label, membuat akses terbatas dengan menggunakan tanda pengenal atau sidik jari, serta melakukan pengendalian administratif dengan merancang praktik kerja yang aman. Hingga saat ini, PSSP IPB telah mendapatkan sertifikasi dari IFBA, pendanaan dari CRDF Global, pernah menjadi tempat pemeriksaan sampel Covid-19, dan melakukan pendampingan ISO 35001.

Dengan melakukan institutional visit ke berbagai mitra, kami semakin menyadari bahwa semua institusi memiliki perannya masing-masing dan 4K (koordinasi, kolaborasi, kooperasi, dan komunikasi) menjadi sangatlah penting dalam penerapan One Health.

About the author

Related Posts

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.