Pembahasan pedoman manajemen mutu laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu komponen yang memainkan peranan penting dalam sistem kesehatan. Deteksi dini untuk mencegah penyebaran wabah penyakit atau kejadian luar biasa (KLB) sangat bergantung pada hasil laboratorium yang cepat dan akurat. One Health Laboratory Network (OHLN) merupakan jejaring yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan sistem manajemen laboratorium yang berkualitas, termasuk jaminan mutu hasil pemeriksaan dan praktek bio-risiko (biosafety dan biosecurity) di laboratorium anggota.
Sebagai inisiatif awal, lokakarya selama 2 hari dilaksanakan pada tanggal 5 – 6 September 2017 di Hotel Best Western the Hive, Jakarta untuk membahas sejauh mana implementasi quality assurance (internal quality control dan proficiency test) dimasing-masing laboratorium anggota. Sejumlah ahli mikrobiologi dan parasitologi dari laboratorum anggota turut hadir untuk menyampaikan ide dan pengalaman dalam kegiatan ini.
Lokakarya dilaksanakan dengan cara menelaah dan mendiskusikan pedoman-pedoman nasional dan internasional terkait quality assurance laboratorium yang berpotensi diadopsi dan diimplementasikan oleh anggota OHLN dimasa mendatang (seperti pedoman quality assurance dari WHO, US. CDC, NIH, Standar Nasional Indonesia dan lainnya).
Pada lokakarya ini, salah satu yang menjadi fokus pembahasan adalah manajemen bio-risiko di laboratorium serta langkah untuk mengimplementasikannya. Urgensi manajemen bio-risiko di laboratorium belakangan ini mulai disadari oeh kalangan scientist di Indonesia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena laboratorium merupakan salah satu tempat yang rentan terhadap kecelakaan ataupun penyalahgunaan bahan biologi patogen. Regulasi dan standar terkait implementasi manajemen bio-risiko di laboratorium terus didorong oleh semua pihak, termasuk finalisasi standar rujukan nasional manajemen bio-risiko oleh Badan Standar Nasional (BSN).
