Berita Terkini, Kegiatan, Rapat

Rapat Pengorganisasian dan Penerapan Kebijakan Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium (SMBL) di Laboratorium Perguruan Tinggi

Peserta Rapat Pengorganisasian dan Penerapan Kebijakan SMBL di Laboratorium Perguruan Tinggi

Adanya pandemi COVID-19 dan penyakit lainnya membuat ancaman bahan biologis semakin tinggi di lingkungan dan masyarakat. Saat ini para tenaga kesehatan, khususnya di laboratorium, bekerja lebih intensif dengan agen infeksi yang berbahaya. Apabila aktivitas laboratorium ini tidak ditangani dengan baik dan sesuai dengan kaidah biosafety dan biosecurity, maka ancaman bahan biologi tidak hanya berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat namun juga bagi petugas laboratorium itu sendiri. Untuk mencapai biosafety  biosecurity yang sesuai, diperlukan metode, fasilitas, dan peralatan untuk mengelola bahan biologis tersebut. Selain itu, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), peraturan, dan pedoman tatalaksana laboratorium juga sangat penting untuk dilengkapi sesuai dengan kaidah yang semestinya agar aktivitas laboratorium terhindar dari paparan bahan biologis berbahaya. Dalam hal ini, manajemen puncak memiliki kewenangan dan peran yang urgen untuk memfasilitasi hal-hal tersebut.

Saat ini laboratorium yang bertugas untuk menangani pengujian sampel SARS CoV-2 tidak hanya dibebankan kepada laboratorium milik Kementerian Kesehatan, namun juga kepada laboratorium dibawah naungan Perguruan Tinggi (PT). Sebagai salah satu bagian dari inisiasi pengembangan Jejaring Laboratorium Perguruan Tinggi dan Implementasi Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium, INDOHUN melalui program OHLN mendorong dan mendukung penerapan Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium (SMBL) di Laboratorium Perguruan Tinggi. Pengembangan ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan standar SNI ISO 35001 yang telah diluncurkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) pada tahun 2019.

Untuk itu, dengan adanya urgensi implementasi SMBL di laboratorium Perguruan Tinggi, INDOHUN-OHLN sebagai jejaring laboratorium One Health berinisiatif untuk mengadakan Rapat Pengorganisasian dan Penerapan Kebijakan SMBL di Laboratorium Perguruan Tinggi (PT) pada  Senin, 21 Februari 2022. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk menyampaikan urgensi kebijakan SMBL, mengadvokasikan implementasi kebijakan SMBL, dan mendiskusikan rencana strategis implementasi kebijakan SMBL di institusi perguruan tinggi

Kegiatan ini mengundang 11 institusi yaitu perwakilan dari:

  1. Kantor Manajemen Risiko dan Perlindungan Lingkungan Kerja, Institut Pertanian Bogor
  2. Laboratorium Pendidikan dan Layanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
  3. Unit Laboratorium Riset Unggulan, Institut Pertanian Bogor
  4. Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Institut Pertanian Bogor
  5. IPB Culture Collection, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor
  6. Laboratorium Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi (PRVKP), Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
  7. Laboratorium Unit Kerja Khusus Laboratorium Mikrobiologi (UKK LMK), Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
  8. Laboratorium Stem Cells and Tissue Engineering, IMERI, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
  9. Laboratorium Mikrobiologi FK-KMK, Universitas Gadjah Mada
  10. Laboratorium Penyakit Infeksi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala, dan
  11. Laboratorium Mikrobiologi Klinik, RS Universitas Airlangga.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani., ST., MT., PhD, selaku Plt. Direktur Ristek dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi – Kementerian Dikbud-Ristek RI. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ibu Wahyuni Kamah, selaku Manager Program Biosecurity Engagement Program (BEP) di Indonesia, Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, serta di hadiri pejabat dan staf perwakilan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi – Kementerian Dikbud-Ristek RI.

Pertemuan ini dibagi menjadi dua agenda, yaitu sesi materi dan sesi diskusi. Materi pertama yaitu “Penjelasan Kegiatan Program Manajemen Biorisiko” oleh Agus Setiawan, MPH (Program Manager OHLN). Kemudian dilanjutkan ke sesi diskusi pertama “Hasil Pemetaan Kapasitas Laboratorium, Rencana Penilaian Kapasitas Laboratorium dan Penjelasan Perangkat Penilaian Laboratorium (PPL)”.

Kegiatan dilanjutkan dengan “Pengantar SNI ISO 35001” oleh Dr. drh. Diah Iskandriati, IFBA PC dan sesi diskusi kedua mengenai “Rencana dan Pola Pendampingan: Sertifikasi ISO SNI 35001, update Advokasi pengembangan/optimalisasi kebijakan SMBL/Peraturan Rektor tentang SMBL dan update Advokasi implementasi kebijakan rektor tentang SMBL”. Setelah mendengarkan hasil diskusi dari perwakilan institusi, masing-masing perwakilan laboratorium sepakat mengenai urgensi dari implementasi kebijakan SMBL di lingkungan perguruan tinggi.  Dengan semangat ini, INDOHUN-OHLN kedepannya akan terus berkomitmen untuk mendampingi serta memberikan dukungan dalam proses advokasi kepada pimpinan perguruan tinggi untuk mendorong tersusun dan terlaksananya kebijakan jejaring laboratorium multisektor, dan manajemen biorisiko.

About the author

Related Posts

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.