US BEP – Health Security Partner
PENCAPAIAN
US BEP - Health Security Partners
Proyek 1: GHSA Leaders Fellowship
Tahun Pelaksanaan: 2020
Ringkasan Proyek
Indonesia telah menjadi pemimpin dalam penerapan GHSA untuk meningkatkan kapasitas nasional dalam mencegah, mendeteksi, dan menanggapi ancaman keamanan kesehatan. Terlepas dari komitmen yang ditunjukkan untuk implementasi dan kepemimpinan GHSA, The Joint External Evaluation (JEE) yang dilakukan pada bulan November 2017 menunjukkan bahwa masih ada kemajuan yang harus dilakukan.
Jika lebih banyak pejabat di Kementerian utama memiliki latar belakang masalah health security, mereka dapat mendukung pengembangan kebijakan, peraturan, dan pendanaan yang diperlukan untuk implementasi GHSA secara lebih efektif. Pendekatan whole-of-government mengharuskan semua lembaga untuk memainkan peran mereka dalam implementasi penuh paket aksi GHSA, mulai dari penguatan kapasitas hingga komunikasi dan koordinasi lintas sektor yang lebih baik.
Pencapaian
- Pelatihan online (6 bulan): Global Health Security Leader (GHSA) fellowship untuk 18 peserta dari 5 kementerian
- Menghasilkan rekomendasi berupa policy brief (NAPHS: Action Package Biosafety Biosecurity and Action Package Zoonotic Disease)
- Ringkasan kebijakan prioritas penyakit zoonosis (link dokumen disini)
- Ringkasan kebijakan agen penyeleksi manusia dan hewan (link dokumen disini)
Donor dan Mitra Pelaksana


Proyek 2: Security Sensitive Biological Agent (SSBA) List and Regulation Development
Tahun Pelaksanaan: 2018-2023
Ringkasan Proyek
Rekomendasi Joint External Evaluation (JEE) 2018 untuk mengembangkan pedoman nasional untuk memperbaharui dan memantau penyimpanan agen dengan konsekuensi tinggi telah tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan Indonesia 2020 – 2024. Sebagai bentuk implementasinya, Indonesia One Health University Network (INDOHUN) – One Health Laboratory Network (OHLN), didukung oleh Biosecurity Engagement Program (BEP) dan Health Security Partner (HSP), mengembangkan daftar Security Sensitive Biological Agent (SSBA), yakni agen biologis dengan risiko biosecurity tinggi yang membutuhkan regulasi terkait prosedur pengelolaan, keamanan, dan pelaporannya di Indonesia. OHLN menghimpun para ahli dari berbagai sektor untuk mengikuti diskusi dan lokakarya membahas isu terkait dengan penentuan daftar SSBA dan kerangka regulasinya.
Pencapaian
-
- Membuat kerangka regulasi untuk jangka pendek, menengah, dan panjang
- Menghasilkan daftar 47 select agents dari dua lokakarya dengan pakar dan badan pemerintah
- Melakukan workshop virtual selama 4 hari mengenai “Outreach Program on Biosecurity Safeguards and Instil Best Practice for Advanced Biotechnology in Universities” untuk 32 peserta dari berbagai jurusan dan universitas di seluruh Indonesia.
Factsheet : https://bit.ly/FactsheetSSBA
Laporan : https://bit.ly/ReportSSBA
Proyek 3: Workshop Biosecurity dan Cyberbiosecurity untuk laboratorium BSL-3 di Indonesia.
Tahun Pelaksanaan: 2023
Ringkasan Proyek
Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan keamanan dan keselamatan dalam penanganan bahan biologis saat investigasi atau riset berkaitan dengan identifikasi dan deteksi penyakit infeksi emerging (PIE) dan zoonosis. Kegiatan ini juga untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang praktik biosekuriti yang efektif dan keamanan siber pada laboratorium yang memiliki fasilitas BSL-3/ABSL-3 untuk membantu mencegah kebocoran agen berbahaya, perlindungan terhadap serangan siber, dan meminimalkan risiko kontaminasi lingkungan atau pencurian data.
Kegiatan Utama:
Kegiatan 1: Kegiatan workshop biosecurity dan cyberbiosecurity bekerjasama dengan HSP ini akan diselenggarakan selama 3 hari yang diikuti oleh 50 peserta dari instansi yang memiliki laboratorium dengan fasilitas BSL-3/ABSL-3. Pada saat kegiatan workshop peserta akan mendapatkan materi dengan topik :
- Legislation, pedoman, dan standar
- Dasar-dasar biosafety dan biosecurity
- Desain Fasilitas dan HVAC
- Penilaian risiko
- Praktik dan Prosedur (APD, Pengelolaan Limbah, Dekontaminasi, SOP, Inventarisasi, Kedaruratan)
- Keamanan
- Sertifikasi
Kegiatan 2: Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan workshop sebelumnya. Kegiatan lanjutan ini yaitu kegiatan penilaian implementasi dari biosafety dan biosecurity di laboratorium yang memiliki fasilitas BSL-3/ABSL-3 pada beberapa institusi. Hasil penilaian tersebut kemudian dilanjutkan dengan pemberian dana untuk meningkatkan atau mengembangkan laboratorium di institusi masing-masing.