Berita Terkini

KELINCI PERCOBAAN

 

Penggunaan kelinci sebagai hewan percobaan untuk penelitian sangat penting untuk memahami dasar-dasar ilmu biologi dan kesehatan manusia. Kelinci sering digunakan sebagai model eksperimental karena memiliki kemiripan fisiologis dan genetika yang signifikan dengan manusia. Pemahaman mendalam terkait penggunaan kelinci dalam penelitian mencakup aspek-aspek seperti struktur organ, sistem kekebalan, dan respons terhadap penyakit. Dengan demikian, kelinci menjadi alat yang berharga untuk mengembangkan pengetahuan mengenai penyakit manusia dan uji coba terapeutik. 

Pengertian terkait penggunaan kelinci percobaan dalam penelitian melibatkan analisis mendalam terhadap kualitas model ini sebagai representasi biologis. Kelinci sering digunakan dalam penelitian vaksin, toksikologi, dan farmakologi karena kemampuannya untuk memberikan hasil yang relevan dengan respons tubuh manusia. Selain itu, kelinci memiliki siklus reproduksi yang relatif cepat, memungkinkan perolehan data dengan cepat dalam penelitian jangka pendek. Melalui pemahaman komprehensif ini, peneliti dapat memastikan bahwa penggunaan kelinci dalam eksperimen memberikan kontribusi yang berarti terhadap pengetahuan ilmiah dan pengembangan pengobatan.

Jenis-Jenis Kelinci untuk Penelitian

Jenis-jenis kelinci yang digunakan untuk penelitian dapat bervariasi tergantung pada tujuan penelitian dan karakteristik tertentu yang dicari oleh para peneliti. Beberapa jenis kelinci yang umumnya digunakan melibatkan kelinci domestik dan beberapa spesies kelinci liar. Kelinci Eropa (Oryctolagus cuniculus) adalah jenis kelinci yang paling umum digunakan dalam penelitian biomedis, farmakologi, dan toksikologi karena kemiripan fisiologisnya dengan manusia.

Selain kelinci Eropa, beberapa penelitian juga menggunakan kelinci liar tertentu seperti kelinci New Zealand atau kelinci Himalaya tergantung pada kebutuhan eksperimen. Sebagai contoh, Himalayan Rabbit sering digunakan dalam penelitian terkait genetika dan pewarisan sifat tertentu. Pemilihan jenis kelinci sangat tergantung pada pertimbangan spesifik penelitian yang dilakukan, seperti kebutuhan akan ukuran tubuh, tingkat reproduksi, atau karakteristik fisiologis tertentu.

Keunggulan Penggunaan Kelinci 

Keunggulan penggunaan kelinci sebagai hewan penelitian terletak pada kemiripan fisiologis dan genetika dengan manusia, sehingga memberikan hasil penelitian yang lebih relevan dan dapat diaplikasikan dalam konteks kesehatan manusia. Kelinci memiliki ukuran tubuh yang cukup besar, memungkinkan pemantauan dan pengambilan sampel organ yang lebih mudah, terutama dalam studi farmakologi dan toksikologi. Sistem kekebalan kelinci yang mirip dengan manusia juga menjadi faktor penting, memungkinkan peneliti untuk memahami respons imun terhadap penyakit dan vaksin dengan lebih baik. 

Selain itu, kelinci juga memiliki siklus reproduksi yang relatif cepat, memungkinkan pengujian dan observasi dalam waktu yang lebih singkat. Kemampuan kelinci untuk menghasilkan jumlah keturunan yang signifikan dalam waktu singkat merupakan keunggulan untuk penelitian genetika dan studi perkembangan embrio. Faktor ini memberikan fleksibilitas dalam perancangan eksperimen dan mempercepat penemuan dalam berbagai bidang ilmu biologi. Dengan keunggulan-keunggulan ini, penggunaan kelinci dalam penelitian terus menjadi pilihan yang relevan dan efektif dalam memahami dan mengembangkan solusi terkait kesehatan manusia.

Kelemahan Penggunaan Kelinci 

Meskipun kelinci sering digunakan sebagai hewan penelitian dengan banyak kelebihan, ada beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan oleh para peneliti. Beberapa kekurangan tersebut antara lain:

1. Biaya dan Perawatan

Perawatan kelinci dalam lingkungan laboratorium dapat memerlukan biaya yang signifikan. Mulai dari perawatan kandang, makanan khusus, hingga pemantauan kesehatan, semua itu bisa menjadi beban biaya yang cukup tinggi bagi laboratorium penelitian.

2. Ukuran Tubuh

Meskipun ukuran tubuh kelinci memberikan keuntungan dalam pengambilan sampel dan observasi, tetapi dalam beberapa penelitian, ukuran tubuh yang relatif besar dapat menjadi hambatan. Terutama pada penelitian yang membutuhkan hewan model dengan ukuran tubuh yang lebih kecil atau spesifik.

3. Tingkat Relevansi dengan Manusia

Meskipun ada kemiripan fisiologis antara kelinci dan manusia, tetapi tidak semua respons tubuh dan penyakit yang muncul pada kelinci dapat langsung diterapkan pada manusia. Oleh karena itu, ada batasan dalam generalisasi hasil penelitian dari kelinci ke manusia.

4. Etimologi dan Genetika

Beberapa penelitian genetika mungkin memerlukan variasi genetika yang lebih spesifik atau kumpulan gen tertentu yang tidak selalu mudah dicapai dengan menggunakan kelinci sebagai model.

5. Masalah Etis dan Keberlanjutan

Penggunaan hewan dalam penelitian selalu menimbulkan pertanyaan etis. Beberapa orang memiliki keprihatinan etis terkait perlakuan terhadap hewan percobaan. Selain itu, ada kekhawatiran terkait dengan keberlanjutan dan keberlanjutan sumber daya dalam penggunaan hewan model.

Penelitian yang menggunakan kelinci 

Salah satu contoh penelitian yang menggunakan kelinci sebagai hewan coba adalah penelitian yang melibatkan pengembangan vaksin. Vaksin adalah metode pencegahan penyakit yang sangat penting, dan kelinci sering digunakan dalam uji coba praklinis untuk menguji efikasi dan keamanan vaksin sebelum diuji pada manusia. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang menguji vaksin influenza dapat melibatkan kelinci sebagai hewan model.

Penelitian ini mungkin melibatkan pemberian vaksin influenza pada kelinci dan pemantauan respons kekebalan mereka terhadap virus. Kelinci dapat digunakan untuk memahami respons imun tubuh terhadap vaksin, termasuk produksi antibodi dan aktivitas sel-sel kekebalan. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang potensi efikasi vaksin sebelum uji coba pada manusia.

Perlu diingat bahwa penggunaan kelinci atau hewan percobaan lainnya dalam penelitian selalu harus mematuhi pedoman etika dan kesejahteraan hewan serta mengikuti regulasi yang berlaku di bidang tersebut.

Hewan penelitian selain kelinci 

Selain kelinci, terdapat beberapa hewan lain yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah. Berikut adalah tiga hewan yang umumnya digunakan sebagai model percobaan:

1. Tikus (Rattus norvegicus)

a. Kelebihan

Tikus adalah hewan model yang paling umum digunakan dalam penelitian biomedis. Mereka memiliki siklus reproduksi yang cepat, biaya perawatan yang rendah, dan variasi genetika yang luas, memungkinkan penelitian genetika dan toksikologi.

b. Penggunaan dalam Penelitian

Tikus sering digunakan dalam penelitian terkait penyakit seperti kanker, diabetes, dan gangguan neurologis. 

c. Contoh Penelitian

Salah satu contoh penelitian dengan tikus adalah penelitian tentang efek obesitas pada kesehatan metabolik. Dalam penelitian ini, tikus mungkin diberikan diet tinggi lemak untuk menginduksi obesitas, dan kemudian efeknya pada resistensi insulin dan perkembangan penyakit metabolik dipelajari.

2. Mencit (Mus musculus)

a. Kelebihan

Mencit adalah hewan model yang sangat umum digunakan, terutama karena kemiripan genetika dan fisiologisnya dengan manusia. Mencit memiliki siklus reproduksi yang singkat, dan manipulasi genetika mencit memungkinkan pengembangan model penyakit spesifik.

b. Penggunaan Penelitian

Mencit digunakan dalam berbagai penelitian, termasuk studi tentang sistem kekebalan tubuh, genetika, dan pengembangan terapi gen. 

c. Contoh Penelitian

Sebuah penelitian menggunakan mencit mungkin bertujuan untuk memahami peran spesifik gen dalam pengembangan kanker. Mencit yang telah dimodifikasi genetik untuk mengaktifkan atau menonaktifkan gen tertentu dapat digunakan untuk mengevaluasi dampaknya pada perkembangan tumor.

3. Anjing (Canis lupus familiaris):

a. Kelebihan

Anjing, meskipun kontroversial dalam beberapa aspek etis, tetap menjadi model penting, terutama dalam penelitian pre-klinis untuk pengembangan obat dan terapi.

b. Penggunaan Penelitian

Anjing sering digunakan dalam penelitian yang memerlukan model yang lebih mirip dengan manusia, seperti penelitian kardiovaskular, ortopedi, dan neurologis. 

c. Contoh Penelitian

Salah satu penelitian dengan anjing dapat berfokus pada pengembangan terapi kardiologis. Misalnya, penelitian yang mengevaluasi efek terapi sel punca pada pemulihan jaringan jantung setelah serangan jantung pada anjing sebagai model yang lebih mirip dengan manusia.

Penting untuk memahami bahwa penggunaan hewan dalam penelitian selalu harus mematuhi pedoman etika dan kesejahteraan hewan, serta mengikuti regulasi yang berlaku dan perlu diingat juga bahwa penggunaan kelinci atau hewan percobaan lainnya dalam penelitian selalu harus mematuhi pedoman etika dan kesejahteraan hewan.

Referensi : 

  • Handajani, Fitri. Metode Pemilihan dan Pembuatan Hewan Model Beberapa Penyakit Pada Penelitian Eksperimental. Zifatama Jawara, 2021.
  • Mapara M, Thomas BS, Bhat KM. Rabbit as an animal model for experimental research. Dent Res J (Isfahan). 2012 Jan;9(1):111-8. doi: 10.4103/1735-3327.92960. PMID: 22363373; PMCID: PMC3283968.
  • Mutia Rahmi, C. N., Hartady, T., & Lesmana, R. (2021). USE OF MICE AS EXPERIMENTAL ANIMALS IN LABORATORIES THAT REFER TO THE PRINCIPLES OF ANIMAL WELFARE: A LITERATURE REVIEW. Indonesia Medicus Veterinus, 10(1), 134–145.
  • Siti Isrina Oktavia, Soesanto Mangkoewidjojo. Hewan laboratorium dalam penelitian biomedis. Gadjah Mada University Press, 2021.
  • Wahyuwardani, S., Noor, S. M., & Bakrie, B. (2020). Animal Welfare Ethics in Research and Testing: Implementation and its Barrier. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences, 30(4), 211. https://doi.org/10.14334/wartazoa.v30i4.2529
  • Paju, N., Yamlean, P. V., & Kojong, N. (2013). Uji Efektivitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus. PHARMACON, 2(1).
  • https://doi.org/10.35799/pha.2.2013.885Eko Marhaeniyanto, Sugeng Rusmiwari, Sri Susanti, PEMANFAATAN DAUN KELOR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TERNAK KELINCI NEW ZEALAND WHITE. Buana Sains. https://doi.org/10.33366/bs.v15i2.369

About the author

Related Posts

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.