Penilaian SMBL di BBTKL PP Jakarta
Assessment, Biorisiko, Kegiatan, Pedoman Lab

Penilaian SMBL di BBTKL PP Jakarta

INDOHUN-OHLN, BSN dan BBTKL PP Jakarta

INDOHUN-OHLN, BSN dan BBTKL PP Jakarta

Terhitung sejak akhir 2019, aktivitas INDOHUN-OHLN bekerjasama dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah melaksanakan tiga kegiatan penilaian Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium (SMBL). Setelah sebelumnya dilaksanakan di BBKL dan BBUSKP Jakarta, kegiatan penilaian kemudian dilaksanakan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkutan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta. Ketiga laboratorium yang telah dilaksanakan penilaian ini merupakan awal bagi penguatan laboratorium dalam kegiatan diagnostik deteksi di kemudian hari.

Kegiatan penilaian laboratorium dilaksanakan pada tanggal 22-23 Januari 2020 di Laboratorium Mikrobiologi dan Biomolekuler BBTKL PP Jakarta. Masih sama dengan kegiatan sebelumnya, kegiatan penilaian SMBL ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait SNI 8340:2016 serta penerapannya di organisasi, melakukan GAP analisis dan menilai kesiapan laboratorium melalui PPL yang mengacu SNI tersebut. Kemudian hasil penilaian akan didiseminasikan dalam rangka memberikan kesimpulan hasil penilaian sekaligus saran perbaikan yang dapat dilakukan kedepannya.

Kegiatan dilaksanakan di pagi hari pada tanggal 22 Januari 2020 dengan pidato pembukaan oleh dr. Grace Ginting Munthe, MARS selaku Kepala Bidang PTL, BBTKL PP Jakarta beserta seluruh pejabat struktural dan beberapa fungsional. Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai substansi dari SMBL yang berbasis SNI 8340:2016. Kemudian juga disampaikan mengenai detail Perangkat Penilaian Laboratorium (PPL) yang akan digunakan kepada pimpinan dan manajemen.

Penilaian terbagi menjadi beberapa komponen, yaitu komponen wawancara, pemeriksaan dokumen, serta kunjungan dan pengamatan laboratorium. Kegiatan wawancara dilakukan terhadap pimpinan puncak yang memiliki keterkaitan dengan kebijakan pengelolaan risiko hayati di organisasi laboratorium terkait. Selain itu wawancara juga dilakukan pada personel yang bertanggung jawab langsung di laboratorium serta dapat dijadikan role model di dalam organisasi laboratorium.

Untuk kegiatan pemeriksaan dokumen, terdapat 16 kategori dokumen yang ditelaah yang meliputi tata laksana pengelolaan risiko hayati, penilaian risiko, keterangan dan penyimpanan bahan hayati dan toksin, dll. Kemudian kegiatan penilaian terakhir dilakukan melalui kunjungan dan pengamatan laboratorium yang bertuuan untuk memahami keadaan fasilitas dan tata kerja yang ada di laboratorium tersebut. Tim Penilai yang bertugas diwajibkan untuk menggunakan alas kaki khusus, jas laboratorium, serta masker sebagai bentuk implementasi APD. Komponen yang ditinjau antara lain kemampuan personel, ketersediaan peralatan dan fasilitas penunjang, waste management, distribusi dan penanganan sampel, serta adanya program kesehatan yang berjalan (vaksinasi berkala).

Hasil akhir yang diperoleh Laboratorium Mikrobiologi dan Biomolekuler BBTKL PP Jakarta secara keseluruhan sudah cukup baik, dengan nilai elemen tertinggi pada good microbiological technique, persyaratan fasilitas fisik, serta peralatan dan pemeliharaan. Selain itu, laboratorium ini telah memiliki berbagai keunggulan, antara lain adalah adanya akreditasi ISO 17025, sudah memiliki safety officer/K3 yang kompeten, infrastruktur yang memadai, mekanisme pengolahan limbah cair yang baik, implementasi kalibrasi alat dan memiliki sertifikasi alat, serta memiliki risk mapping yang baik untuk fisik.  Berbagai komponen yang sudah baik maupun yang belum baik kedepannya dapat dipertahankan dan tentunya ditingkatkan kembali demi menaikkan mutu laboratorium kedepannya.

About the author

Related Posts

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.