Workshop

Workshop Pengelolaan Bahan yang Mengandung SARS-CoV-2 dan Bahan Turunannya

 

Dalam rangka menjaga keamanan dan kesehatan masyarakat, perhatian terhadap pengelolaan bahan yang mengandung SARS-CoV-2 dan bahan turunannya menjadi semakin penting. Sebagai respons terhadap pandemi global yang belum lama ini melanda dunia, pemahaman dan praktik terkait dengan pengelolaan bahan-bahan ini menjadi fokus utama bagi berbagai sektor, termasuk industri, riset, dan layanan kesehatan.

Indonesia One Health University Network (INDOHUN) terus berupaya mendukung penerapan  Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium (SMBL) melalui program One Health Laboratory  Network (OHLN) pada laboratorium perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penanganan bahan biologis saat investigasi atau riset berkaitan dengan identifikasi dan deteksi penyakit infeksi emerging (PIE) dan zoonosis. 

INDOHUN-OHLN bekerjasama dengan Health Security Partners (HSP) dengan dukungan dari US Biosecurity Engagement Program (BEP), Department of State berupaya untuk mengembangkan protokol inventori sampel COVID-19 yang diperuntukan bagi laboratorium yang memeriksa, menyimpan, dan telah memusnahkan sampel COVID-19. Oleh karena itu, INDOHUN akan melaksanakan “Workshop Pengelolaan Bahan yang Mengandung SARS-CoV-2 dan Bahan Turunannya”

Menyadari urgensi tersebut, INDOHUN melalui program One Health Laboratory Network (OHLN) bersama Health Security Partners (HSP) telah melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas personel laboratorium melalui “Workshop Pengelolaan Bahan yang Mengandung SARS-CoV-2 dan Bahan Turunan”

Kegiatan workshop ini diadakan dengan tujuan:

  1. Meningkatkan pemahaman peserta tentang pentingnya budaya aman dan selamat dalam bekerja dengan bahan biologis berbahaya. 
  2. Mendorong kolaborasi tim laboratorium dalam mengimplementasikan, memperhatikan keamanan sebagai prioritas, dan memastikan kepatuhan terhadap prosedur keamanan yang ditetapkan.
  3. Memberikan pemahaman yang mendalam mengenai pengelolaan bahan yang mengandung SARS-CoV-2 dan bahan turunannya,
  4. Untuk membekali peserta dengan pengetahuan, keterampilan, dan praktik terbaik dalam mengelola bahan-bahan tersebut.

Kegiatan ini dilakukan selama dua hari pada Kamis dan Jumat, 16-17 November 2023, bertempat di Manhattan Hotel Jakarta (28th Street Meeting Room, 10th Floor) , Jakarta.

Dalam kegiatan ini INDOHUN mengundang universitas, antara lain :

  1. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Hayati, Universitas Warmadewa
  2. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Atma Jaya Indonesia
  3. Fakultas Kedokteran, Keperawatan, dan Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada
  4. Fakultas Kedokteran, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  5. Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
  6. Fakultas Kedokteran, Universitas Jember
  7. Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran
  8. Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala
  9. Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara
  10. Institut Penyakit Tropis, Universitas Airlangga
  11. Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi (PRVKP), Universitas Indonesia
  12. Pusat Studi Satwa Primata, IPB University
  13. Rumah Sakit Universitas Udayana, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Kegiatan ini dibuka secara daring oleh Dariel A. Hopersberger, PhD selaku Program Advisor – US BEP Washington, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Wahyuni Kamah selaku Biosecurity Engagement Program (BEP) Manager, US Embassy – Jakarta, lalu sambutan secara langsung oleh Jamie Li selaku Program Manager, Health Security Partners (HSP), dan sambutan terakhir sekaligus membuka kegiatan oleh Prof. dr. Agus Suwandono, MPH, Dr.PH selaku koordinator Indonesian One Health University Network (INDOHUN).

Selama 2 hari peserta mendapat materi yang relevan dengan pengelolaan bahan yang mengandung SARS-CoV-2 dan bahan turunan. Materi – materi yang didapat selama 2 hari mengikuti kegiatan antara lain :

Hari pertama :

  1. Mencegah Penyalahgunaan Patogen: Perlunya Program Biosekuriti – Dr.drh. Diah Iskandriati, IFBA PC – Asosiasi Biorisiko Indonesia
  2. Proses Inventaris, Catatan, Verifikasi Inventaris Mengidentifikasi Bahan Berharga – Barbara Johnson, PhD, RBP Biosafety Biosecurity International, USA
  3. Proses Inaktivasi, Validasi dan Dokumentasi, Pemindahan dan Pencatatan Material, serta Pengelolaan Material jika Pengujian SARS-CoV-2 Diaktifkan Kembali – Barbara Johnson, PhD, RBP Biosafety Biosecurity International, USA
  4. Material Transfer Agreement (MTA) dan regulasi penyimpanan mikroorganisme – Dr Atit Kanti, Badan Riset dan Inovasi Indonesia
  5. Peraturan Kementerian Kesehatan tentang penyimpanan SARS-CoV-2 dan patogen lainnya – dr Ni Ketut Susilarini, BKPK, Kemenkes
  6. Peran Pengawasan Kelembagaan untuk pengelolaan inventaris – Dr. drh. Diah Iskandriati, IFBA PC – Asosiasi Biorisiko Indonesia
  7. Proses di Lembaga Penelitian – Pembelajaran dari Koleksi Kultur Indonesia – Dr.drh. Susan M.Noor, MVSC IFBA PC, Badan Riset dan Inovasi Indonesia
  8. Proses Inventori dan dokumentasi di Universitas – Pembelajaran dari Universitas Indonesia – Aroem Naroeni, DEA, Ph.D, Institut Virologi Manusia dan Biologi Kanker Universitas Indonesia

Hari ke-2 : 

  1. Skenario: Penggunaan Daftar Periksa Penilaian (Audit) – Barbara Johnson, PhD, RBP Biosafety Biosecurity International, USA
  2. Skenario: Menerapkan Proses ini pada Bahan yang Mengandung Patogen Lain-Pendekatan GAP IV – Barbara Johnson, PhD, RBP Biosafety Biosecurity International, USA
  3. Penggunaan Formulir Dokumentasi Inventaris – Dr.drh. Susan M.Noor, MVSC IFBA PC, Badan Riset dan Inovasi Indonesia
  4. Mendokumentasikan Sampel Bahan dan Peralatan Inaktivasi SARS-CoV-2 dengan Autoklaf, Bahan Kimia, dan Cara Lainnya – Aroem Naroeni, DEA, Ph.D, Institut Virologi Manusia dan Biologi Kanker Universitas Indonesia

Dalam workshop ini, para peserta diajak untuk memahami manajemen pengelolaan bahan yang mengandung SARS-CoV-2, risiko yang terkait dengan manajemen bahan-bahan yang mengandung SARS-CoV-2, serta strategi pengelolaan risiko yang efektif. Selain itu, dibahas pula aspek keamanan laboratorium, regulasi terkait, dan etika penggunaan bahan-bahan ini dalam berbagai konteks riset dan industri. Melalui sesi-sesi presentasi, tanya jawab, dan diskusi, diharapkan para peserta dapat meningkatkan pemahaman tentang protokol pengelolaan bahan yang aman dan berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan pula bahwa pengetahuan yang diperoleh dalam workshop ini dapat diaplikasikan secara langsung dalam lingkungan kerja masing-masing.

Kegiatan diskusi kelompok kali ini cukup berbeda, yaitu setiap kelompok mendiskusikan dan memberi saran dan masukan terhadap protokol inventori serta ceklis self assessment yang sudah dikembangkan sebelumnya oleh tim ahli INDOHUN. Diskusi ini  bertujuan untuk lebih mematangkan protokol dan ceklis self assessment agar dapat diterima sesuai kebutuhan di masing-masing fasilitas universitas. Workshop intensif selama dua hari memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman antar peserta dan membangun jaringan kolaboratif yang kuat di antara para profesional yang memiliki minat dan tanggung jawab serupa dalam pengelolaan bahan yang melibatkan SARS-CoV-2. Kami berharap workshop ini tidak hanya menjadi tempat pembelajaran, tetapi juga menjadi forum untuk bertukar ide dan pengalaman guna mendukung upaya bersama dalam memahami manajemen pengelolaan bahan yang mengandung SARS-CoV-2. Semoga kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pengelolaan bahan yang mengandung SARS-CoV-2.

Sebagai langkah nyata dalam implementasi protokol inventori, Ibu Dr. Diah Iskandriati mengumumkan terkait program lanjutan yang akan dilaksanakan setelah kegiatan ini. Program ini memberikan kesempatan kepada para peserta workshop untuk dapat melakukan self assessment berdasarkan panduan protokol inventori yang dikembangkan oleh tim ahli INDOHUN serta mendapatkan konsultasi dan pendampingan terkait pengelolaan bahan yang mengandung SARS-CoV-2. Sebagai rangkaian penutup, acara berlanjut dengan pembagian sertifikat kepada para pemateri dan peserta yang telah berkontribusi dalam suksesnya workshop ini. Selanjutnya, kegiatan ditutup oleh Sdr Agus Heri Setiawan, S.KM, MPH selaku Program Manager INDOHUN-OHLN.

Keberhasilan kegiatan ini tidak hanya terukur dari pengetahuan baru yang kita peroleh, tetapi juga dari jaringan kolaboratif yang telah kita bangun dan semangat bersama untuk meningkatkan pengelolaan bahan yang melibatkan SARS-CoV-2 dan bahan turunannya. Semoga setiap peserta dapat mengaplikasikan wawasan baru mereka dalam lingkungan kerja masing-masing, mendorong inovasi, dan berkontribusi pada upaya bersama dalam menjaga keamanan dan kesehatan masyarakat.

About the author

Related Posts

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published.